Minggu itu menjadi hari yang panjang untuk saya pribadi. Saya sudah berkomitmen sejak awal Ramadhan, saya akan menghabiskan weekend saya melalui mengisi hati dan kepala saya dengan ilmu agama yang syar'i (sesuai dengan Al-Quran dan Hadits). Minggu kemarin ada 3 kajian menarik di Masjid Raya Pondok Indah.
08.00 - 10.00 : Membangun Karakter Kesabaran - Ustadz Arifin Jayadiningrat, Lc
10.30 - 11. 50 : Fiqih Puasa - Ustadz Nazaar Jabbal
12.30 - 14. 40 : Meneladani Keseharian Rasulullah - Ustadz Budi Ashari, Lc
setelah itu saya bergegas pulang ke rumah untuk istirahat.
Pukul 5 sore, adik saya pulang dari masjid Al-Azhar khusus untuk pemuda. Dia memang memilih kajian yang menurutnya sesuai dengan pemuda :) Tidak masalah untuk kami. Yang masalah itu kalau tidak mau mengkaji ilmu Allah sama sekali.
Munculah dialog yang menarik ini...
Adik : Mbak, kamu udah tau kondisi rakyat di Suriah (syria) sekarang? kasian banget deh mbak
Saya : Kenapa? Sekarang mereka dibolehkan makan daging kucing?
Adik : Iya mbak, sekarang disana ulama membolehkan makan daging kucing dan babi karena stok makanan sudah di stop sama pemimpin negara itu. Kok kamu tau?!
Saya : Aku baca dan ngikutin perkembangannya. Kamu pernah lihat ada anak kecil nulis di pintu garasi toko, "Ya Allah.. Aku lapar..." pakai bahasa arab. Beberapa hari setelah itu ditemukan anak kecil itu mati di depan toko itu.
Adik : Ya Allah :O Kok bisa sampe kaya gitu si mbak?!
Saya : Ya pemimpinnya memberhentikan stok makanan ke daerah yang mayoritas tidak mau patuh sama peraturan pemimpinnya. Mereka gak mau mengucapkan "Laailaahailla Bashar".
Adik : Aku heran kenapa ya kok negara-negara timur tengah yang diserang?
Saya : Jelas, karena disitu letak negeri Syam yang sudah disebutkan di Al Quran dan Hadits. Negeri orang-orang yang keimanannya sangat lurus. Kamu tau negeri Syam itu apa?
Adik : Gak tau :-/
Saya : Negeri Syam itu Palestina, Syria, Jordan, Lebanon, kalau gak salah Yaman pun masuk. Di hadits ditulis kalau keimanan orang-orang Syam itu dijadikan patokan. Kalau bangsa Syam runtuh maka akan terjadi krisis keimanan untuk negeri-negeri yang lain.
Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Pilihan Allah dari bumi-Nya adalah negeri Syam, di situ ada pilihan-Nya dari makhluk dan hamba-hamba-Nya, dan akan masuk surga dari umatku satu kelompok tanpa ada perhitungan terhadap mereka dan tidak pula ada siksaan". [Al-Mu'jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Sahih]
Dari Abdullah bin Hawalah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Kalian akan berpecah menjadi beberapa prajurit perang: Ada prajurit di Syam, prajurit di Irak, dan prajurit di Yaman".Abdullah berkata: Ya Rasulullah, pilihkan untukku!
"Pilihlah di Syam, dan siapa yang tidak mau maka ikutlah di Yaman. Dan minumlah dari telaganya masing-masing, karena sesungguhnya Allah telah menjamin untukku negri Syam dan penduduknya". [Sahih Ibnu Hibban]
"Pilihlah di Syam, karena ia adalah pilihan Allah dari bumi-Nya, Allah mengumpulkan padanya hamba-hamba pilihan-Nya". [Sunan Abu Daud: Sahih]
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a:
"Ya Allah berkahilah untuk kami pada negeri Syam kami dan pada negeri Yaman kami"
Sahabat bertanya: Dan pada negeri Irak kami?
Rasulullah berdo'a lagi:
"Ya Allah berkahilah untuk kami pada negeri Syam kami dan pada negeri Yaman kami"
Sahabat bertanya: Dan pada negeri Irak kami?
Rasulullah bersabda:
"Di sana akan ada gempa dan cobaan, dan dari situ muncul tanduk (kelompok) setan". [Sahih Bukhari]
Zaid bin Tsabit radhiyallahu 'anhu berkata: Suatu saat kami bersama Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam menyusun Al-Qur'an dari kulit, lalu Rasulullah bersabda:
“Kebaikan pada negeri Syam.' Kami bertanya, 'Mengapa wahai Rasulullah?' Beliau bersabda: 'Karena Malaikat rahmah (pembawa kebaikan) mengembangkan sayap di atasnya.”
(HR. Tirmizi, no. 3954, beliau berkomentar, haditsnya hasan Gharib. Imam Ahmad dalam Al-Musnad, 35/483. Cetakan Muassasah Ar-Risalah, dishahehkan oleh para peneliti. Dishahihkan pula oleh Syekh Al-Albany dalam kitab ‘As-Silsilah As-Shahihah no. 503)
Daerah Syam (Coret kata Israel ganti dengan Palestina) |
Dari Qurrah bin Iyas Al-Muzaniy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Jika penduduk Syam telah rusak maka tidak ada lagi kebaikan pada kalian, senantiasa ada sekelompok dari umatku yang mendapatkan pertolongan, mereka tidak dibahayakan oleh orang-orang yang meninggalkan mereka sampai datangnya hari kiamat". [Tirmidzi: Sahih]
Adik : :O iya mbak, tadi itu di masjid pembicaranya ketua intelejen wartawan yang ada di sana. Tadi diliatin dokumen yang ternyata si pemimpin itu dapat bantuan dari Israel. Ada cap nya!
Saya : Kamu akan lebih bingung lagi kalau lihat media yang beredar. Beritanya semua serba kebalik sampai kita gak tau mana yang benar, mana yang salah, akhirnya memaksa kita untuk bersikap bodo amat terserah aja lah.
Adik : Aku sekarang udah gak mau tau berita media2x gitu mbak, soalnya bikin bingung. Jadi gak tau mana yang benar dan salah, semua serba abu-abu.
Saya : Semua sudah diatur sesuai keinginan politik, jadi abu-abu.
Adik: Aku jadi inget mbak, dulu aku pernah mimpi. Aku lihat 2 masjid. Masjid yang satu itu rame banget orang yang shalat. Tapi aneh mbak! Aku liatin cara mereka wudhu beda-beda. Terus imam di dalam masjid itu ada banyak. Banyak orang yang shalat disitu terus mereka pengaruhi aku untuk shalat di dalam masjid itu, tapi hati ku ngerasa aneh. Gak nyaman. Aku berdoa sama Allah untuk tunjukan ke jalan yang benar. Aku akhirnya ngeliat disekitar masjid, ada masjid lagi. Tapi masjid itu sepi banget mbak. Imam nya cuma satu. Terus aku lihat cara mereka wudhu, sama seperti kita wudhu. Cara mereka shalat juga sama kaya kita. Akhirnya aku ikut ke masjid yang sepi itu. Gak lama kemudian ada gempa bumi, masjid yang banyak orangnya itu runtuh mbak! Hancur! Masjid sepi, imamnya cuma 1, cara shalat dan shalatnya sama seperti kita itu tetap berdiri kokoh mbak.
Saya : ...... (saya terdiam sejenak, jujur saya tertegun. Adik saya diperlihatkan oleh Allah hal yang menurut saya benar-benar petunjuk jika kita mau berpikir). Itu keadaan real sekitar kita sekarang, Na. Banyak aliran Islam yang muncul mengacaukan akidah umat islam. Bahkan hal ini sudah dikatakan oleh rasul jauh sebelum ini terjadi kan. Umat akan terbagi menjadi 73 golongan.
Adik : Bukannya 77 mbak? :-/
Saya : Bukan. Hadits tulis 73 golongan.
Dari Abdullah bin Amru berkata, Rasulullah saw bersabda: Akan datang atas umatku apa yang telah datang atas Bani Isroil sejengkal demi sejengkal, hingga jika diantara mereka ada yang menzinahi ibunya secara terang-terangan maka di umatku juga akan ada yang melakukannya, dan sungguh Bani Isroil itu telah terpecah menjadi 72 agama (aliran), dan umatku akan terpecah menjadi 73 aliran, semuanya masuk neraka kecuali satu aliran. Para sahabat bertanya: aliran apa itu wahai Rasulullah?, Beliau menjawab: Apa yang aku dan sahabatku berpijak di atasnya. (Hadits Hasan, riwayat At Tirmidzi dalam Sunannya, Kitabul Iman, Bab Iftiraqu Hadzihil Ummah, dari sahabat Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash).
Semakin kamu tau apa yang terjadi, semakin kamu akan takut. Tapi rasul sudah memberi kita petunjuk bagaimana caranya selamat. Ada di hadits, kita disuruh menggigit erat sunnah nya dan para sahabatnya. Disuruh gigitnya pakai gigi geraham lho, bukan gigi seri atau taring. Itu berarti disuruh berpegang sangat erat karena godaan akan sangat besar, bukan hal yang main-main.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Sesungguhnya barang siapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti maka ia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku, dan sunnah Al Khulafa’ Ar Rasyidin yang terbimbing, berpeganglah erat-erat dengannya dan gigitlah ia dengan gigi-gigi geraham…”
(Shahih, HR Abu Dawud, At Tirmidzi, Ad Darimi, Ibnu Majah dan lainnya dari sahabat Al ‘Irbadh bin Sariyah. Lihat Irwa’ul Ghalil, hadits no. 2455).
Adik : :O Aku baru tahu soal gigit sunnah paka gigi geraham :O Kamu tau darimana??
Saya : Aku banyak baca dan mencari tau. Aku tadinya juga bingung semua serba abu-abu. Tapi aku ingat kita harus mengembalikan segala perkara ke Al Quran dan Hadits. Ini jalan yang benar kalau kita mau selamat. Gigit sunnah rasul dan para sahabatnya dengan gigi geraham. Untuk perkara agama, kita harus tegas.
Kamu tau cerita Heraclius dan Rasul?
Adik : Heraclius?? Itu siapa?? Aku baru dengar.
Saya : Peradaban di dunia ini dimulai dari peradaban persia, kemudian peradaban romawi, lalu terakhir khilafah. Luas daerah kekuasaan persia itu besar banget, kira2x 7 kalinya Indonesia. Peradaban persia itu terletak di timur. Lalu lahir peradaban Romawi yang letaknya di barat, kita sebut dengan western. Itu mencakup wilayah eropa dan sekitarnya. Heraclius itu pemimpin dari Romawi, disebutnya "The emperor of Byzantium Roman Christians empire." Saat itu, Persia dan Romawi perang. Kalau 2 negara besar perang, otomatis akan jadi headline dimana-mana dong. Berita ini pun terdengar sampai ke sahabat rasul. Para sahabat bertanya ke rasul, kita dukung mana ni ya Rasul? Rasul cuma diam tidak menjawab. Lalu turun ayat perang pertama kali akan dimenangkan oleh Persia tapi beberapa tahun kemudian Romawi. Ini tertulis jelas di Al Quran :
“Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an, 30:1-4)
(Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem.)
Ternyata benar, beberapa tahun kemudian Romawi dipimpin oleh Heraclius menang besar atas Persia. Akhirnya Rasul mengirim surat ke kerajaan Romawi dan Persia. Intinya "Asleem, taslam" Kamu masuk Islam, maka kamu selamat. Jika tidak, maka kamu akan menanggung dosa seluruh pengikutmu. Isi surat ini terekam jelas di hadits, bahkan sampai percakapan Heraclius dengan sepupu nabi. Kebayang gak sih ada 2 raja besar tiba-tiba dikirim surat dari orang yang tidak terkenal saat itu, isi suratnya ancaman "Asleem, taslam" Sampai akhirnya Heraclius penasaran siapa itu Muhammad, kok berani benar kirim surat ancaman seperti itu. Dia juga penasaran karena di injilnya juga disebutkan mengenai nabi akhir jaman. Karena itu dia akhirnya mengirim orang untuk mencari tau siapa Muhammad.
Berikut isi surat nya :
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah untuk Heraklius Kaisar Romawi yang agung. Salam bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Salain dari pada itu, sesungguhnya aku mengajak kamu untuk memeluk Islam. Masuklah kamu ke agama Islam maka kamu akan selamat dan peluklah agama Islam maka Allah memberikan pahala bagimu dua kali dan jika kamu berpaling maka kamu akan menanggung dosa orang orang Romawi.
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. katanya Abu Sufyan mengisahkan kepadanya dari mulut Abu Sufyan sendiri cerita berikut: “Pada masa berlangsungnya perjanjian Damai antaraku dengan Rasulullah s.a.w., aku pergi berniaga ke Syam. Ketika itu aku sedang berada di sana, disampaikan orang sepucuk surat dari Rasulullah s.a.w kepada Kaisar Heraklius (Hercules), penguasa Rumawi.
Hiraklius lalu bertanya: Apakah di sini terdapat seorang dari kaum lelaki yang mengaku sebagai nabi ini?
Mereka menjawab: Ya! Maka aku pun dipanggil bersama beberapa orang Quraisy lainnya sehingga masuklah kami menghadap Hiraklius. Setelah mempersilakan kami duduk di hadapannya,
Seorang sahabat datang ke Rasul menyampaikan kalau surat yang diberikan ke penguasa Persia justru disobek-sobek. Rasul cuma bilang "kelak Allah akan menyobek-nyobek kerajaannya" dan ternyata benar beberapa tahun setelah itu, Persia benar-benar hancur.
Hiraklius bertanya: Siapakah di antara kamu sekalian yang paling dekat nasabnya dengan lelaki yang mengaku sebagai nabi ini?
Abu Sufyan berkata: Lalu aku menjawab: Aku.
Kemudian aku dipersilakan duduk lebih dekat lagi ke hadapannya sementara teman-temanku yang lain dipersilakan duduk di belakangku. Kemudian Hiraklius memanggil juru terjemahnya dan berkata kepadanya: Katakanlah kepada mereka bahwa aku akan menanyakan kepada orang ini tentang lelaki yang mengaku sebagai nabi itu. Jika ia berdusta kepadaku, maka katakanlah bahwa ia berdusta.
Abu Sufyan berkata: Demi Allah, seandainya aku tidak takut dikenal sebagai pendusta, niscaya aku akan berdusta.
Lalu Hiraklius berkata kepada juru terjemahnya: Tanyakan kepadanya bagaimana dengan keturunan lelaki itu di kalangan kamu sekalian?
Aku menjawab: Di kalangan kami, dia adalah seorang yang bernasab baik.
Dia bertanya: Apakah ada di antara nenek-moyangnya yang menjadi raja?
Aku menjawab: Tidak.
Dia bertanya: Apa kamu sekalian menuduhnya sebagai pendusta sebelum dia mengakui apa yang dikatakannya?
Aku menjawab: Tidak.
Dia bertanya: Siapakah pengikutnya, orang-orang yang terhormatkah atau orang-orang yang lemah?
Aku menjawab: Para pengikutnya adalah orang-orang lemah.
Dia bertanya: Mereka semakin bertambah ataukah berkurang?
Aku menjawab: Bahkan mereka semakin bertambah.
Dia bertanya: Apakah ada seorang pengikutnya yang murtad dari agamanya setelah dia peluk karena rasa benci terhadapnya?
Aku menjawab: Tidak.
Dia bertanya:Apakah kamu sekalian memeranginya?
Aku menjawab: Ya.
Dia bertanya: Bagaimana peperangan kamu dengan orang itu?
Aku menjawab: Peperangan yang terjadi antara kami dengannya silih-berganti, terkadang dia mengalahkan kami dan terkadang kami mengalahkannya.
Dia bertanya: Apakah dia pernah berkhianat?
Aku menjawab: Tidak. Dan kami sekarang sedang berada dalam masa perjanjian damai dengannya, kami tidak tahu apa yang akan dia perbuat.
Dia melanjutkan: Demi Allah, aku tidak dapat menyelipkan kata lain dalam kalimat jawaban selain ucapan di atas.
Dia bertanya lagi: Apakah perkataan itu pernah diucapkan oleh orang lain sebelum dia?
Aku menjawab: Tidak.
Selanjutnya Hiraklius berkata kepada juru terjemahnya: Katakanlah kepadanya, ketika aku bertanya kepadamu tentang nasabnya, kamu menjawab bahwa ia adalah seorang yang bernasab mulia. Memang demikianlah keadaan rasul-rasul yang diutus ke tengah kaumnya.
Ketika aku bertanya kepada kamu apakah di antara nenek-moyangnya ada yang menjadi raja, kamu menjawab tidak. Menurutku, seandainya ada di antara nenek-moyangnya yang menjadi raja, aku akan mengatakan dia adalah seorang yang sedang menuntut kerajaan nenek-moyangnya.
Lalu aku menanyakan kepadamu tentang pengikutnya, apakah mereka orang-orang yang lemah ataukah orang-orang yang terhormat. Kamu menjawab mereka adalah orang-orang yang lemah. Dan memang merekalah pengikut para rasul.
Lalu ketika aku bertanya kepadamu apakah kamu sekalian menuduhnya sebagai pendusta sebelum dia mengakui apa yang dia katakan. Kamu menjawab tidak. Maka tahulah aku, bahwa tidak mungkin dia tidak pernah berdusta kepada manusia kemudian akan berdusta kepada Allah.
Aku juga bertanya kepadamu apakah ada seorang pengikutnya yang murtad dari agama setelah ia memeluknya karena rasa benci terhadapnya. Kamu menjawab tidak. Memang demikianlah iman bila telah menyatu dengan orang-orang yang berhati bersih.
Ketika aku menanyakanmu apakah mereka semakin bertambah atau berkurang, kamu menjawab mereka semakin bertambah. Begitulah iman sehingga ia bisa menjadi sempurna.
Aku juga menanyakanmu apakah kamu sekalian memeranginya, kamu menjawab bahwa kamu sekalian sering memeranginya. Sehingga perang yang terjadi antara kamu dengannya silih-berganti, sesekali dia berhasil mengalahkanmu dan di lain kali kamu berhasil mengalahkannya. Begitulah para rasul akan senantiasa diuji, namun pada akhirnya merekalah yang akan memperoleh kemenangan.
Aku juga menanyakanmu apakah dia pernah berkhianat, lalu kamu menjawab bahwa dia tidak pernah berkhianat. Memang begitulah sifat para rasul tidak akan pernah berkhianat.
Aku bertanya apakah sebelum dia ada seorang yang pernah mengatakan apa yang dia katakan, lalu kamu menjawab tidak. Seandainya sebelumnya ada seorang yang pernah mengatakan apa yang dia katakan, maka aku akan mengatakan bahwa dia adalah seorang yang mengikuti perkataan yang pernah dikatakan sebelumnya.
Dia melanjutkan: Kemudian Hiraklius bertanya lagi: Apakah yang ia perintahkan kepadamu?
Aku menjawab: Dia menyuruh kami dengan shalat, membayar zakat, bersilaturahmi serta membersihkan diri dari sesuatu yang haram dan tercela.
Hiraklius berkata: Jika apa yang kamu katakan tentangnya itu adalah benar, maka ia adalah seorang nabi. Dan aku sebenarnya telah mengetahui bahwa dia akan muncul, tetapi aku tidak menyangka dia berasal dari bangsa kamu sekalian. Dan seandainya aku tahu bahwa aku akan setia kepadanya, niscaya aku pasti akan senang bertemu dengannya.
Dan seandainya aku berada di sisinya, niscaya aku akan membersihkan segala kotoran dari kedua kakinya serta pasti kekuasaannya akan mencapai tanah tempat berpijak kedua kakiku ini.
Dia melanjutkan: Kemudian Hiraklius memanggil untuk dibawakan surat Rasulullah saw. lalu membacanya.
Ternyata isinya adalah sebagai berikut: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah, dari Muhammad, utusan Allah, untuk Hiraklius, Penguasa Romawi. Salam sejahtera semoga selalu terlimpah kepada orang-orang yang mau mengikuti kebenaran.
Sesungguhnya aku bermaksud mengajakmu memeluk Islam. Masuklah Islam, niscaya kamu akan selamat. Masuklah Islam niscaya Allah akan menganugerahimu dua pahala sekaligus. Jika kamu berpaling dari ajakan yang mulia ini, maka kamu akan menanggung dosa seluruh pengikutmu.
(Wahai Ahli Kitab, marilah kepada suatu kalimah ketetapan yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita mempersekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain daripada Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada Allah).
Selesai dia membaca surat tersebut, terdengarlah suara nyaring dan gaduh di sekitarnya. Lalu dia memerintahkan sehingga kami pun segera dikeluarkan. Lalu aku berkata kepada teman-temanku ketika kami sedang menuju keluar, Benar-benar telah tersiar ajaran Ibnu Abu Kabasyah, dan sesungguhnya dia benar-benar ditakuti oleh Raja Romawi.
Abu Sufyan berkata: Aku masih terus merasa yakin dengan ajaran Rasulullah s.a.w. bahwa ia akan tersiar luas sehingga Allah berkenan memasukkan ajaran Islam itu ke dalam hatiku. [Hadis 1745 jilid 3 sahih Muslim]
"Aku telah menulis surat kepada Kisra (Pembesar Persia), lalu suratku dikoyak-koyakkannya, kelak Allah akan mengoyak-ngoyakkannya dan kerajaannya", Nabi SAW berdiam sebentar. Kemudian menyambung lagi: "Dan aku menulis surat kepada Pembesarmu (Romawi), maka dia masih ragu-ragu dan orang ramai membuat alasan (tidak tahu) selama kehidupan mereka aman tenteram". (Al-Haitsami: Ma'ma'uz-Zawa'id 8:235-236; Al-Bidayah Wan-Nihayah 5:15)
Dari sejarah itu aku belajar, untuk perkara aqidah kita harus tegas. Setegas dan seberani Rasul kirim surat ke 2 raja besar saat itu.
Dari sejarah itu aku belajar, untuk perkara aqidah kita harus tegas. Setegas dan seberani Rasul kirim surat ke 2 raja besar saat itu.
Adik : :O Kok kamu jadi tau banyak si mbak?! Aku jadi nge fans sama kamu :')
Saya : Ya banyak baca dan dengar. Aku belajar dari orang-orang yang sudah belajar banyak kitab. hahaha apaan sih lu :))) Emang kamu udah baca berapa kitab?
Adik : Cuma 1.
Saya : Ya itu dia, kamu banyak belajar sama orang-orang yang belajar banyak kitab deh. Nanti pengetahuan kamu jadi luas. Jadi gak gampang bingung. Apalagi kalau kamu tau tentang Rasul... Aku bener-bener salut kok ada pria seperti itu lahir di bumi. Kamu tau gimana caranya dia memperlakukan orang lain? Saat rasul jadi imam shalat, rasul akan benar-benar menertibkan shaf jamaahnya satu persatu, bahkan sampai di pegang bahu jamaahnya dengan lembut. Gimana cara rasul memberitahu Bilal untuk segera iqamat? Rasul bilang "Istirahatkan kami dengan shalat, wahai Bilal." Betapa lembut tutur kata Rasul.. Kalau soal Rasul, kamu banyak belajar sama ustadz Budi Ashari deh.
Adik : Oh! :O Jadi si Budi yang udah buat kamu jadi kaya gini. hahahaha Iya ah ntar aku mau datang kalau ada kajian dia.
Saya : Bukan cuma dari ustadz Budi aja, banyak. Fokus pengetahuan tiap ustadz itu beda-beda dan mereka sudah membaca banyak kitab dan bisa dibuktikan sesuai tuntunan Al Quran dan Hadits :) Yang penting sekarang kita gigit sunnah dengan gigi geraham biar gak tersesat.
Begitulah akhir dialog saya dengan adik tempo hari :) Semoga bermanfaat in shaa Allah.
No comments:
Post a Comment