Siang ini saya tergerak untuk menulis sesuatu mengenai kebaikan yang awalnya dipaksakan berdasarkan pengalaman pribadi :)
Dulu, saya itu malaaaaaaaaaaasssss sekali kalau disuruh datang ke pangajian di masjid. Kenapa? Pertama, pengajian itu hari Minggu + pagi pula. Pengajian mulai jam 7 pagi. Sengaja banget kan itu panitia nya supaya para jamaah bangun dan mandi pagi :D Kedua, letak masjid itu lumayan jauh dari rumah, ya 1 kali naik bus + jalan kaki sedikit. Ketiga, biasanya kawan-kawan kan kalau ngajak janjian ya hari libur itu, jadi kadang suka dilema deh antara masjid atau kawan. Tapi Ibu saya itu pintar sekali dan tau kelemahan saya, biasanya beliau bilang di hari Sabtu (sehari sebelum pengajian), "Fi, besok ke masjid yuk. Ada pengajian si ustad AAA materinya bagus. Besok temenin ibu ya?" Sengaja banget kan tuk minta temenin ha ha ya akhirnya saya pun tak ada pilihan lain selain berkata "ya, Bu" Karena hati saya berkata,"masa disuruh nemenin ke masjid aja gak mau? itu kan tempat yang baik"
Mau tau bagaimana saya sekarang? Tidak usah menyuruh saya untuk ke masjid, saya akan berangkat sendiri jika dirasa materi pengajian yang akan disampaikan sangat penting untuk kebutuhan jiwa saya :) Amazingnya lagi, misalnya saya sedang bepergian dan sudah masuk waktu shalat. Entah kenapa hati saya terpaut untuk melaksanakan di masjid terdekat dari tempat saya bepergian tersebut. 1 bukti bahwa mungkin benar kebaikan awalnya harus dipaksakan :)
Kemudian, pengalaman saya memakai jilbab. Style saya dulu itu seperti style anak band :D meskipun begitu, saya paling anti kalau diajak ke tempat dugem. Alhamdulillah... meskipun waktu itu style saya Beatles, tapi hati tetap Ka'bah #tsaaah :D Siapa bilang awal pakai jilbab itu mudah? Beuuhhh banyak godaannya, bro. Pertama, Jakarta itu panas. Kedua, kawan-kawan dekat saya banyak yang belum pakai jilbab. Ketiga, saya masih sering main musik kumpul2x sama kawan. Tapi seiring berjalannya waktu, saya jadi berpikir.... Jakarta memang panas, tapi pasti neraka jauh lebih panas. Kawan2x dekat saya memang belum memakai jilbab, tapi kenapa bukan saya yang menjadi pelopor? Siapa tahu dengan saya mengawali, mereka akan menjadi tergerak hatinya. Kalau kawan2x yang sering main musik sama saya menjauh karena saya mendekat kepada Allah, berarti mereka bukan teman sejati saya. Saya pun berpikir mengenai pasangan hidup dan anak2x. Saya ingin pasangan hidup yang sholeh, otomatis saya harus jadi sholehah dulu. Indikator awal sholehah apa? Ya jilbab, menutup aurat. Saya ingin anak2x saya nanti taat kepada Sang Pencipta, tapi kalau saya sendiri justru memberikan contoh tidak taat bagaimana nanti mereka akan taat kepada Sang Pencipta? Akhirnya dengan Bismillahirrahmanirrahiim, saya pun memakai jilbab. Ya meskipun belum sempurna sekali, tapi sampai saat ini saya masih terus belajar untuk menutupi aurat sambil memperdalam pengetahuan agama. Alhamdulillah.... Semua berjalan lancar, pikiran2x negatif yang dulu terlintas justru menguap begitu saja :) Justru dengan berjilbab, banyak kawan2x saya yang berasal dari luar negeri dan non-muslim menjadi tertarik dan banyak bertanya mengenai Islam. MashaAllah.... Bukti ke 2 bahwa mungkin benar kebaikan itu awalnya harus dipaksakan :)
Ibu saya itu senang sekali mendengarkan ceramah lewat radio. Jadi radio di kamar itu sengaja dinyalakan oleh beliau karena beliau tahu saya lebih sering menghabiskan waktu di kamar. Saya jarang sekali menonton televisi. Saya hanya keluar rumah kalau ada keperluan ke kampus, mengantar barang dagangan, dan ada janji dengan kawan. Jadi secara tidak langsung Ibu saya memaksakan saya untuk mendengar ceramah. Materi yang dibawakan oleh ceramah2x tersebut beragam sekali, mulai dari tauhid sampai bagaimana mendidik anak. Awalnya berisik, tapi sekarang seperti ada yang kurang kalau saya tidak mendengar nasihat taqwa seperti itu. MashaAllah.... Bukti ke 3 bahwa mungkin benar kebaikan itu awalnya harus dipaksakan :)
Masih banyak kejadian lain sebenarnya, tapi saya rasa ini cukup. Layaknya cahaya matahari yang menyinari bumi. Cahaya tersebut sudah ada, namun kita perlu membuka jendela dan pintu rumah kita agar cahaya tersebut dapat masuk kedalam rumah kita dan menghangatkan isi rumah kita :)
Kebaikan itu indah dan tidak perlu dipaksakan sebenarnya. Tapi... terkadang hati yang tertutup perlu diketuk terlebih dahulu agar cahaya tersebut masuk kedalam hati. Mengetuk pun tidak hanya 1 kali, mungkin perlu dilakukan berulang kali :)
No comments:
Post a Comment