Sunday, May 11, 2014

Saya dan Preman Kecil di Gerbong Kereta (Anak, Lingkungan, dan Subconscious Mind)

Bismillah.

Assalamualaikum (peace be upon you all).

Semoga kawans semua dalam keadaan sehat jasmani, rohani, dan mental :)

Tulisan kali ini, saya ingin bercerita sedikit. Cerita kocak sih sebenarnya, tapi berujung memprihatinkan  saat saya bercerita ke adik saya. Eeeh dia malah ketawa cekakakan sampai berlinang air mata padahal disini saya yang menjadi korban >.<

Waktu itu saya ingin menghadiri pameran pendidikan yang diselenggarakan oleh beberapa institusi terkenal dari Eropa.  Lalu saya pun googling dimana acara tersebut diselenggarakan beserta peta nya lengkap. 1 jam liat peta, malah makin bingung :D akhirnya bertanyalah saya ke seorang kawan mengenai transportasi untuk mencapai tempat tersebut. Kawan saya pun memberikan arahan agar saya naik kereta ber AC yang dekatnya tidak jauh dari kampus. Berangkatlah saya keesokan harinya.

Saya pun berpakaian rapih sekali karena ingin meresapi bagaimana rasanya berada di komunitas orang-orang yang berpendidikan tinggi :) lalu siang itu ngacir ke stasiun dan membeli tiket.

Saya : "Mbak, satu tiket tuk kereta eksekutif"
Penjaga loket : "Jam selanjutnya ini untuk kereta ekonomi, kereta eksekutif nya sudah lewa tadi pagi."
Saya : "Oh gitu... ok gak apa2x"
Penjaga loket pun mengulurkan tangannya dan memberikan saya satu tiket ekonomi seharga Rp. 7000.

Muncul firasat buruk dalam hati "7ribu... kereta macam apa ini nanti :S kok harganya beda banget dari yang kawan saya ceritakan. Gak apa2x dah daripada saya telat ke acara nanti."

Kereta pun datang dan saya pun masuk ke salah satu gerbong.

Jeng..jeng... (o.o) ada penumpang yang bawa ayam, duduknya di lantai sembarangan, wajah mereka menatap aneh kehadiran saya di gerbong tersebut. Tapi saya bersyukur belum ada yang bawa kambing :D

"aduh, saltum banget ini gw... (salah kostum). ok, siap siaga untuk copet yang mungkin saja mengintai"

Saya pun mojok di dekat tiang sambil berdiri. Dari kejauhan datang anak kecil kira-kira usianya 7-8 tahun. Gaya nya seperti preman junior. Dia pun mendekati saya dan meminta uang saya. Jujur, saya tidak suka cara dia meminta uang, bahasanya terkesan kasar dan memaksa. Saya pun memberikan kode dengan kedua telapak tangan saya yang disatukan seperti gaya orang-orang saat lebaran :)) "maaf"

Tiba-tiba anak itu mengeluarkan sekeping logam uang Rp. 500 dan menaruhnya diatas tas yang saya jinjing sambil berkata,"lu gak punya duitkan, nih gw kasih duit"

What?! :O Saya terbengong-bengong... berani betul bocul (bocah ucul) ini.....dan dia berjalan dengan santai menuju penumpang selanjutnya. Jujur saya saat itu tidak bisa marah, karena menurut saya pribadi itu kejadian dodol untuk pertama kali dengan bocah preman. Saya pun tetap membiarkan uang itu ada di atas tas saya dan membiarkan pula orang-orang menatap saya lagi-lagi dengan tatapan aneh tapi kali ini sedikit tegang, mungkin takut saya naik pitam. Padahal.. saya malah nahan ketawa... :))

Saya perhatikan kemana bocul itu meluncur. Dia menghampiri seorang ibu yang sedang duduk santai dan meminta uang. Ibu tersebut memberikan kode "tidak". Saya rasa ibu tersebut merasakan hal yang sama seperti yang saya rasakan "dipalak bocah preman". Bocul itu menyeletuk,"kalo gak punya duit jangan naik kereta". Mata saya terbelalak mendengar celetukan bocul preman tersebut.

Ibu tersebut naik pitam dan membalas,"heh, kamu gak pernah diajarin sama orang tuamu sopan santun ya?! Anak siapa kamu?!" Waaah dari nadanya sang Ibu ingin mengajak duel maut ortu dari bocul itu :D seruuuu

Lagi-lagi bocul itu berjalan santai, kali ini berjalan ke gerbong lain. Lalu menghilang.

Kira-kira 15 menit kemudian bocul itu kembali masuk ke gerbong dan... guess what... dia bawa lem aica aibon (O.O) sambil menghirup dan berjalan dengan gontai. Oh man... apalagi ini.. Dia pun menawarkan ke kawan-kawan seusianya, tapi kawan-kawannya menolak. Bocul itu berkata,"ah, cupu lu. Ini enak tau!"

Saya jadi kasihan sama si bocul ini... Normal anak-anak seusianya membawa buku, tapi dia justru bergelut dengan kerasnya kehidupan di stasiun yang akhirnya menjerumuskan dia ke hal-hal yang tidak seharusnya dia tahu... :(

Anak, lingkungan, subconcious mind = behaviour, attitude.

Pikiran saya melayang ke salah satu hadits rasul :

“Sesungguhnya kawan duduk dalam rupa orang yang shalih dan kawan duduk dalam rupa orang yang suka maksiat adalah seumpama tukang minyak wangi dan pandai besi. Tukang minyak wangi boleh jadi akan mencipratkan minyak wangi ke badanmu, atau engkau membeli minyak wangi dari dia, atau engkau mendapatkan bau harum dari dirinya. Adapun pandai besi boleh jadi memercikkan api ke bajumu atau engkau mendapati bau busuk dari dirinya.” (Mutaffaq ‘alaih).

Tidak heran kenapa bocul malang itu berperilaku liar seperti itu :(

Kemudian ada fakta menarik mengenai gen orang tua dan lingkungan terhadap tumbuh kembang anak :

"Studi terhadap kriminalitas ringan pada diri 862 anak laki-laki di Swedia yang diadopsi. Dalam studi ini, entah genetika (orang tua yang buruk ) atau lingkungan yang jelek (penempatan awal yang tak stabil atau keluarga angkat yang miskin) meningkatkan resiko kriminalitas dalam diri seorang anak. Kami tidak mengharapkan pakar genetik mengidentifikasi "gen pelanggar hukum", tapi ciri-ciri seperti sifat impulsif dan agresif dipengaruhi oleh keturunan (hereditas) dan bisa secara signifikan mempengaruhi kemungkinan seseorang melanggar hukum. Mari kita buat perbandingan. Tingkat kejadian kejahatan ambang batas (baseline) bagi anak-anak yang memiliki orang tua bukan penjahat dan dibesarkan dalam lingkungan yang baik adalah 2,9 persen. Sementara itu, tingkat kejadian kejahatan adalah 12,1 persen untuk anak-anak biologis dari penjahat yang dibesarkan dilingkungan yang baik. Di sisi lain, persentasenya mencapai 6,7 persen bagi anak-anak biologis dari bukan penjahat yang dibesarkan di lingkungan yang buruk. Kemudian anak-anak dengan kedua faktor resiko, yakni anak biologis dari penjahat yang kemudian dibesarkan di lngkungan yang buruk memiliki tingkat kriminalitas jauh lebih tinggi, 40 persen - lebih dari dua kali resiko yang dibayangkan. Gen dan lingkungan mutlak terkait sepanjang hidup anak anda" (Aamodt, Sandra, PH.D., Sam Wang, PH.D. 2011. Welcome to Your Child's Brain) Kedua penulis merupakan profesor dari ilmu neuroscience and molecular biology.

Lalu apa hubungannya dengan subconcious mind (alam bawah sadar)?

Pernah dengar waking hypnosis? Kedua hal tersebut sangat berhubungan erat. Ada baiknya kita mengenal dahulu apa itu hypnosis.


" Hypnosis, menurut definisi US Dept. of Education, Human Services Division, adalah  bypass of the critical factor of conscious mind followed by the establishment of acceptable selective thinking atau penembusan faktor kritis pikiran sadar dan diikuti dengan diterimanya suatu sugesti atau pemikiran.

Jadi, waking hypnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar dan diikuti dengan diterimanya suatu sugesti atau pemikiran dalam kondisi bangun atau mata terbuka.

Istilah waking hypnosis pertama kali digunakan oleh Wesley Wells di tahun 1924 dan untuk pertama kalinya muncul di buku yang berjudul An Outline of Abnormal Psychology, terbitan tahun 1929.

Apa saja contoh waking hypnosis?

Ini saya beri beberapa contoh: apa yang dikatakan oleh orangtua pada anak, apa yang dikatakan guru kepada anak/murid, saat ke dokter, kampanye pemilu, iklan tv, agama, pendidikan ala militer, orangtua yang mengusap atau meniup bagian tubuh anak yang sakit sambil berkata "Nggak apa kok, sakitnya sudah mama ambil. Jadi sekarang sudah nggak sakit". (Adi W. Gunawan, pendiri Institute of Mind and Technology)

Kemungkinan besar apa yang bocul lihat, rasakan, semua tertanam dalam alam bawah sadarnya dan berpengaruh besar terhadap perilaku yang ia tampilkan... Kebayangkan anak sekecil itu tumbuh di lingkungan yang terbiasa berkata kasar dan kotor :( 

Saya rasa bocul ini anak cerdas sebenarnya, lihat saja dari cara dia menjawab perkataan sang Ibu. Tapi sayang, bocul tumbuh berkembang di lingkungan yang kurang baik... 

Hmm.. menarik ya. Gen keturunan dan lingkungan berhubungan erat dengan perilaku keturunan. 

So? :) Bagi yang masih jomblo, cari jodoh yang memiliki karakter baik. Kemudian upayakan agar kita hidup di lingkungan yang baik. Kita boleh berteman dengan siapa saja, tapi ingat menjalin persahabatan yang eratlah  dengan orang-orang baik. 

"Kita bisa tau orang baik darimana? Jangan nge judge ah". Simple, hati kita bisa merasakan kok :) 

Sebagai penutup...

"Semoga kita terbiasa bergaul dengan orang-orang shalih. Jika tak sanggup maka cintailah mereka dan jangan sampai membenci mereka. Jika sampai kita membenci mereka, sungguh tak ada lagi kebaikan sedikitpun yang bisa kita raih." (Media Umat - Bergaul dengan Orang-orang Shalih).


Take care all :)