Sunday, June 23, 2013

Memory perasaan yang terletak di lubuk hati terdalam tidak akan pernah hilang :)

Gama, Pandan, dan saya :) (Sabtu, 22 Juni 2013)
Hari Jumat, tanggal 21 Juni kemarin saya mendapatkan message dari kawan saya. Isi beritanya, salah satu kawan kami mendapatkan kecelakaan kecil yang menyebabkan ia kehilangan separuh memory di otaknya. Saya kaget sekali dan sedih disaat yang bersamaan. Lalu saya membalas message dari kawan tersebut untuk memberitahukan kalau saya akan menjenguk di hari Sabtu.

Dina Santi Pandansari. Pandan, begitu kami biasa memanggilnya di kampus dahulu. Kawan yang sudah saya kenal sejak 6 tahun yang lalu. Sosok wanita muda baik yang lincah, selalu bersemangat, dan pintar. Meskipun sibuk di laboratorium tetapi ia tetap ingat untuk sholat. Banyak sekali kenangan bersamanya... terlalu banyak mungkin...

Allah sepertinya sudah memberikan firasat kepada saya dan Pandan. Dua minggu sebelum ia mengalami kecelakaan, ia pernah bertanya kepada saya melalui facebook "Fi, ada path gak?" Saya menjawab,"Waduh, gak ada Ndan. Gw gak g4ul :)) gw cuma ada twitter ama facebook." Dia menjawab,"yaaah, gw juga gak g4ul Fi, gw gak ada Twitter hehe." Itu komunikasi terakhir dengan seorang Pandan. Kemudian entah kenapa, beberapa hari kemudian saya ingin sekali membuat video khusus yang berisi foto-foto 1 angkatan saat kami kuliah bersama dan menjadikan lagu Friends Forever dari Vitamin C untuk backsound video tersebut. Ternyata semua ini adalah firasat...

2 minggu kemudian setelah Pandan bertanya mengenai Path dan setelah saya membuat video...

Berita dia kehilangan ingatannya ini didapat dari account Path nya. Dia menulis,"Hi semua... Sya menemukan email n password Path ini dari note hp sya dibantu kerabat sya. Dan sya coba untuk membukanya, tmn sya bilang sya punya teman2x di Path. Kemarin sya mengalami kecelakaan.. Orang blg sya jatuh dari tangga, dan kpl sya terbentur keras pintu kaca n tangga. Dokter sya bilang, sya mengalami amnesia sementara / lost memory n sistem saraf sya terganggu. Sya tdk mengingat apa-apa maupun Pandan dr sya sendiri. Nama sya Dina itupun sya lihat d KTP saya. Salam kenal semuanya. Doakan sya agar sya sembuh ya."

Akhirnya kawan saya pun menyebarkan berita ini ke seluruh kawan-kawannya di Path. Saya benar-benar kaget... Path... Inikah firasat yang sebelumnya sudah Allah isyaratkan untuk nya dan saya?...

Akhirnya saya membuka account youtube saya. Saya ingat beberapa minggu yang lalu saya pernah membuat video untuk angkatan kami saat kami berkuliah dulu. Beberapa foto... Banyak kenangan didalam nya... Saya pun mengunggah video tersebut ke facebook saya dan saya mention account facebook Pandan agar Pandan dapat melihat video tersebut... Mungkin dia akan ingat.. mungkin juga tidak... setidaknya dia tahu bahwa sosoknya pernah dekat sekali dengan saya dan kawan-kawan yang lain. Lalu saya mengunggah foto-foto kenangan saat kami di laboratorium bersama, jalan-jalan ke Jogja bersama.. Saya memberikan prolog pada tiap foto yang saya unggah untuknya... Entah kenapa, air mata terus menetes seiring saya menulis kenangan kami saat bersama...

Hari Sabtu, 22 Juni. Saya pun menghubungi 2 kawan dekat saya untuk pergi bersama ke rumah Pandan yang sekarang kami panggil Dina. Banyak sekali pertanyaan di otak saya... Apa yang akan saya bicarakan nanti? Apakah dia akan mengenali saya? Apakah kami masih dapat bercanda seperti dulu?... Tibalah saya dan kedua sahabat saya di rumah nya.

Kami disambut oleh sosok pria separuh baya berwajah ramah. Ayahnya Dina. Ayahnya berkata,"Nanti kalau ketemu Dina, ngobrol yang ringan-ringan aja ya. Soalnya kalau kita blg 'masa kamu gak inget dulu...' dia jadi sedih trus nangis karena dia gak ingat apa-apa. Ntar ngobrol aja yang ringan. Kamu cerita aja dulu kamu kenal dia di kampus. Kamu nanti kaya kenalan lagi dari pertama sama Dina. Dia gak tau siapa Pandan, dia tau nya namanya Dina sekarang. Ayo-ayo masuk!"

 Kami pun masuk ke rumah nya. Saya melihat Dina sedang duduk di kursi. Lalu bersalaman dengan Ibu nya Dina. Ibu nya berkata,"Dina, ini teman-teman kuliah kamu dulu. Ayo kenalan lagi." Saya pun mendekati Dina. Saya melihat tatapan asing dari mata nya. Saya pun menyodorkan tangan saya dengan maksud bersalaman. Saya tidak dapat berkata apa-apa setelah melihat tatapannya yang jauh sekali berbeda dan dia seperti menolak untuk bersalaman sambil berkata"Kamu siapa?"... Akhirnya saya memberanikan diri berkata,"Dina, kita kenalan dulu ya. Nama ku Afi" Lalu Ibu nya membujuk "Ayo dong, kenalan dulu. Ini teman-teman kamu dulu waktu kuliah di ITI." Akhirnya ia pun merubah mimik wajahnya menjadi ramah dan bersalaman dengan saya. Ia pun bersalaman dengan 2 kawan saya yang lain, Gama dan Anggit. Kami pun duduk berdekatan dengan Dina. Saya tidak dapat berkata apapun... Anggit pun membuka pembicaraan dengan menanyakan bagaimana kabarnya, apa yang sakit. Ada beberapa luka lebam di tubuhnya bagian kiri. Alhamdulillah scanning otaknya menyatakan bahwa tidak ada pendarahan atau sesuatu yang berbahaya. Senang sekali mendengarnya :)

Tidak beberapa lama kemudian 2 kawan kami yang lain pun datang, Annisa dan Bagas. Saat Annisa datang dan mendekatinya, Dina menoleh ke arah saya dan bertanya "Ini siapa?" Saya menjawab,"Ini Annisa. Nah itu Bagas. Itu teman kita juga" Akhirnya Dina mau bersalaman dengan Annisa dan Bagas.
Kami pun berbincang ringan. Kami pun berbincang ringan diselingi canda dan Dina merespon dengan ikut tersenyum. Kemudian Anggit pun pamit untuk pulang karena ada keperluan dengan photography nya. Entah bagaimana Annisa, Bagas, dan Gama berbincang di teras rumah akhirnya saya menemani Dina di sofa. Saya memberikannya 1 buku yang berjudul "Rahmat Dibalik Cobaan" Dina pun membuka dan membaca buku tersebut dengan antusias, hingga terjadilah dialog yang sangat mengejutkan saya...

Dina : "Aku sudah shalat..sedekah..berusaha mendekat ke Allah tapi kenapa Allah kasih aku ujian ini? Separuh memory ku hilang... Banyak orang-orang yang tidak ibadah, tapi kenapa hidup mereka senang?" *Terlihat mata nya berkaca-kaca seperti ingin menangis, melihat ini saya pun harus mengontrol emosi saya sendiri untuk tidak ikut sedih karena saya harus memberi jawaban yang pas untuknya.

Saya terdiam sejenak... dan menjawab," Dina, ini mirip seperti orang yang sedang menaiki gunung. Saat kita sedang menaiki gunung menuju puncak, angin dan tekanan pasti akan terasa lebih kencang dan berat. Betul gak? Allah ingin lihat kesungguhan kita mendekat sama Allah itu sungguh-sungguh atau tidak, jangan-jangan kita hanya mendekat karena menginginkan sesuatu misalnya harta, kedudukan. Setiap manusia pasti akan diuji. Allah pun tidak akan memberikan ujian diluar dari kemampuan hamba Nya karena Allah Maha Mengetahui. Kamu ingat para Nabi? Cobaan mereka jauh lebih berat dari kita kan? Nabi Ayyub, dia ditimpa musiba sakit hingga menimbulkan bau dari tubuhnya sampai akhirnya ia kehilangan hartanya, istrinya, dan anak-anaknya. Tapi Nabi Ayyub tetap sabar dan berkata semua yang dimiliki adalah milik Allah. Kamu seharusnya bersyukur, Dina. Organ tubuh kamu masih lengkap, kamu masih bisa mengerjakan apa saja, ya kan? Gak apa-apa sebagian memory kamu mungkin hilang, pasti Allah akan beri ganti yang lebih baik. Mungkin ada kejadian-kejadian sedih di masa lalu, nah kamu jadi gak sedih lagi kan sekarang karena kamu sudah lupa itu semua. Lalu dengan kejadian ini, kamu jadi tahu siapa orang-orang yang benar-benar peduli sama kamu. Banyak sekali yang peduli sama kamu, Dina. Pasti ada hikmah nya. "

Dina : "iya ya.....astaghfirullah.... seharusnya aku bersyukur... mungkin Allah mau aku semakin dekat. Mungkin selama ini shalatku hanya sekedar kewajiban, tapi belum sampai ke hati... Mungkin Allah mau aku jadi pribadi yang lebih baik lagi ya...Aku masih ingat cara shalat, doa. Aku mau coba tahajud nanti malam."

Saya : "Nah, itu bagus banget! Saat kamu tahajud, itu artinya kamu bangun di tengah malam untuk berdoa saat orang-orang kebanyakan sedang tidur. In shaa Allah, Allah akan sangat mendengar doa kamu."

Dina : "Apa semua doa pasti dikabulkan?"

Saya : "In shaa Allah. Allah Maha Mendengar. Mungkin doa kamu tidak terkabul sekarang, tapi bukan berarti Allah tidak menerima atau tidak mendengar doa kamu. Allah akan menjawab doa kamu di lain waktu, di waktu yang tepat. Atau jika belum terkabul di dunia, in shaa Allah Allah sudah menyiapkan hadiah untuk doa yang kamu panjatkan di akhirat nanti. Pasti doa kita didengar dan dijawab jika memang baik"

Dina: "mmm.... Ini di buku ada tulisan syaithan menggoda kita saat kita ditimpa musibah. Maksudnya apa?"

Saya : "Gini, saat kita ditimpa musibah. Pada umumnya emosi kita timbul dan saat itulah syaithan coba membisikkan kita untuk terlalu sedih dan berprasangka buruk sama Allah. Itulah kenapa kita jangan terlalu sedih saat diuji dan jangan sampai berprasangka buruk sama Allah. Karena Allah Maha Tahu dan Allah pasti ingin yang terbaik untuk setiap hamba Nya. Pasti ada hikmah yang baik untuk kita."

Dina : "astaghfirullah... iya betul... Pasti ada rahmat dibalik cobaan ini untuk ku ya mudah-mudahan... Mungkin Allah mau aku bisa bicara soal agama lewat kamu atau teman yang lain... Kamu atau teman yang lain seperti perantara dari Allah. Rezeki sampai ke kita juga lewat perantara kan? Mungkin sama seperti itu..."

Saya : "In shaa Allah... Allah akan beri pengganti memory yang jauh lebih baik nanti kalau kamu sabar dan tetap shalat"

Dina : "Aku suka ngerasa kosong, sedih banget.. tapi gak tau kenapa.. mungkin itu syaithan ya.."

Saya : "Nanti kalau kamu ngerasa kosong, kamu ingat kata 'Innalillahi wa innailaihi raji'uun' sambil kamu renungi artinya 'semua yang kita punya ini cuma titipan. Suatu saat pasti akan kembali ke Allah. Apa kita berhak marah saat barang titipan diambil oleh pemiliknya? Enggak kan? Karena semua cuma titipan. Sebagian memory kamu yang hilang juga cuma titipan, Dina. Dan Allah sudah siapkan memory yang jauh lebih baik in shaa Allah. Dan kamu ingat untuk bersyukur, karena kamu masih bisa mengerjakan aktivitas seperti biasa, organ kamu lengkap, kamu sehat. Kalau kamu ngerasa kesepian, kamu baca aja buku ini supaya kamu gak ngerasa kosong lagi"

Dina : "in shaa Allah.. Buku ini boleh aku pinjam?"

Saya : "Lho, itu emang buat kamu, Dina. Ambil aja, itu sengaja aku bawa karena untuk kamu."

Dina : "Oh buat aku... terima kasih ya.."

Saya : "Dina, kamu sudah lihat video yang aku buat?"

Dina : "Iya, sudah.. Maaf, aku cuma lihat separuh... Aku nangis.. Aku gak tahan lihat video itu..."

Saya : "Kenapa kamu nangis??"

Dina : "Di hati ku, aku ngerasa pernah dekat dengan orang-orang yang ada di video itu... Seperti aku pernah mengalami banyak hal susah, senang bersama mereka... Tapi otakku menolak... Aku tidak ingat siapa mereka... Aku cuma bisa merasakan, mereka pernah dekat sekali sama aku... " Matanya pun kembali berkaca-kaca seperti ingin menangis...

Jujur mendegar itu mata saya berkaca-kaca, lagi-lagi saya harus menahan emosi saya sendiri... Lalu saya berusaha mengalihkan pembicaraan ke topik yang ringan.

Tibalah saatnya saya harus pulang ke rumah. Saya pun berpamitan dengan kedua orang tua Dina. Saat bersalaman dengan Dina, tiba-tiba dia memeluk saya dan berkata "Besok datang lagi, ya!" sambil tersenyum manis dan lugu.

Ternyata, meskipun memory pada otak hilang, tetapi memory perasaan kita kepada Sang Pencipta, kepada keluarga, kepada kerabat dekat akan tetap melekat di hati.... Semua perasaan mendalam yang tertanam di hati tidak akan pernah hilang....

Semoga cepat sembuh, Dina :) Kami semua mendoakan mu. Saya yakin, kamu akan menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi setelah ujian ini. Sabar dan shalat lah.... Tetap ingat 'Innalillahi wa innailaihi raji'uun' :) Semangat, Dina!

Video : http://www.youtube.com/watch?v=wGlYF93fGMY

3 comments:

  1. cuma mau share aja... tadi sebelum pulang dari rumahnya pandan "dina" ada kata2 yang ingin sekali saya ucapkan namun tertahan karena ketika saya menyodorkan tangan untuk bersalaman, dia mendekap saya dengan erat, berbeda sekali perlakuannya ketika hari sebelumnya saya berpamitan.. kata2 sederhana untuk pandan "Kamu mungkin ga ingat siapa aku dan teman2 yg menjengukmu... yg penting kita semua ingat siapa kamu dan akan mencoba sekuat tenaga untuk mengembalikan ingatanmu"

    ReplyDelete
  2. "menulis bukanlah cara untuk menyembuhkan diri, melainkan tidak lebih daripada percobaan-percobaan kecil dalam upaya menyembuhkan diri" (lanjut terus mba afi dgn tulisannya..ada hikmah disetiap kejadian...tetap semangat mba pandan..)

    ReplyDelete
  3. Semoga diberi kesembuhan dan kekuatan

    ReplyDelete